3 Maret 2024 1:12 pm

3 Masalah Yang Sering Di Alami Anak Muda Zaman Sekarang Dan Solusinya Dalam Al – Qur’an

3 Masalah Yang Sering Di Alami Anak Muda Zaman Sekarang Dan Solusinya Dalam Al – Qur’an
oleh: Yusril Syafi’i

Setuju gak guys kalau pemuda masa kini sangat berbeda dengan pemuda masa dulu (zaman kakek nenek kita). Pasti kebanyakan kita akan menjawab setuju. Iya, saat zaman berbeda tentu masalah yang ada pun berbeda pula. Lalu apa masalah yang perlu diketahui anak muda zaman sekarang? dan apa solusinya dalam Al-Qur’an? berikut penjelasannya:

1. Kesehatan Mental
Pemuda saat ini sebagaimana yang kita ketahui sering sekali mengalami kecemasan dan depresi. Salah satu sebabnya adalah kemajuan teknologi, kok bisa?. Ya, karena dengan teknologi yang serba canggih para remaja di manjakan dengan hal-hal yang serba instan, akhirnya menyebabkan tumbuhnya rasa malas pada diri seseorang untuk berbuat sesuatu, maka tidak heran adanya slogan “kaum rebahan” yang artinya pemalas. Dan penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat menyebabkan meningkatnya resiko stres, kecemasan dan depresi pada seseorang. Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan dalam penggunaan teknologi semacam gadget agar tidak kecanduan dan menyebabkan terganggunya mental kita. Lalu apa solusinya? Apa obatnya? Ketika kita merasa gundah, gelisah, cemas ataupun depresi? Allah berfirman: الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram”. (QS. Ar-Ra’d: 28) Allah mengisyaratkan kepada kita dalam ayat di atas bahwa ketika kita merasa gundah, gelisah, cemas ataupun depresi, perbanyaklah mengingat-Nya dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya. Niscaya hati kita akan menjadi tenang dan tetram.1

2. Karakter
Sering kita mendengar atau bahkan melihat anak muda betingkah laku kurang sopan kepada orang yang lebih tua atau lebih tinggi derajatnya. Hal ini disebabkan oleh pergaulan yang terlalu bebas, dan juga konten-konten media sosial yang kurang mendidik, atau bahkan lebih condong pada hal-hal yang negatif. Akibatnya moral dan akhlak anak muda kita tercemari dan menjadi rusak. Salah satu cara agar karakteristik dan moral seorang pemuda itu terjaga dengan baik adalah dengan bergaul dengan orang-orang yang baik. Allah berfirman: وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَدٰوةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَهٗ وَلَا تَعْدُ عَيْنٰكَ عَنْهُمْۚ تُرِيْدُ زِيْنَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَلَا تُطِعْ مَنْ اَغْفَلْنَا قَلْبَهٗ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوٰىهُ وَكَانَ اَمْرُهٗ فُرُطًا Artinya: “Bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan petang hari dengan mengharap keridaan-Nya. Janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia. Janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya melewati batas”. (QS. Al-Kahfi: 28) Ayat di atas terdapat perintah Allah kepada kita untuk berkawan dengan orang-orang baik, serta bersabar dalam bergaul dengan mereka, karena bergaul dengan mereka terdapat banyak sekali faedah.2 Diantara faedah bergaul dengan orang-orang yang baik (shalih) adalah terhindarnya kita dari perbuatan buruk dan kemaksiatan. Dia juga akan mengajakmu untuk berakhlak mulia, baik dengan perkataannya, dan perbuatannya. Karena manusia ia mempunyai tabiat mengikuti kawan atau teman dekatnya. Seperti yang dikabarkan Rasulullah ­-shallahu ‘alaihi wassallam-: الأرواحُ جنودٌ مجنَّدةٌ . فما تعارف منها ائتَلَف . وما تناكَر منها اختلف Artinya: "Ruh-ruh itu laksana tentara yang berkumpul, maka yang saling mengenal daripadanya niscaya menyelaraskan (mudah bergaul atau saling menyesuaikan) dan yang bertentangan daripadanya, niscaya saling menyelisihi (bersebrangan)". (HR. Muslim 6376) Oleh karena itu wahai kawanku yang budiman, cerdaslah dalam memilih kawan untuk bergaul supaya engkau beruntung. عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ: إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً “ Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk”.3

3. Tekanan Finansial Dan Gaya Hidup
Masalah terakhir yang paling krusial (sulit dan rumit) adalah masalah finansial (ekonomi) dan juga gaya hidup. Di saat ekonomi sedang susah-susahnya kaum pemuda sekarang ini sangat memerhatikan gaya hidup yang glamor, dan tampilan trend masa kini walaupun harus mengeluarkan budget yang besar tanpa melihat ataupun menimbang, apakah hal tersebut manfaat atau tidak. Hal seperti ini harus dibenahi agar tidak tumbuh generasi muda yang suka menghambur-hamburkan harta ataupun membelanjakannya pada hal yang kurang bermanfaat. Allah berfirman: اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا Artinya: “Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS. Al-Isra’: 27) Ayat di atas menjelaskan bahwa saudara-saudara setan itu adalah orang yang menggunakan harta untuk hal kemaksiatan dan menghambur-hamburkannya secara boros untuk hal yang tidak ada manfaatnya.4 Maka sudah seharusnya seorang muslim itu bersikap bijak dalam membelanjakan hartanya untuk hal yang bermanfaat. Perhatikan hadits berikut: حَدَّثَنَا النُّفَيْلِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أُمَامَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ ذَكَرَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا عِنْدَهُ الدُّنْيَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا تَسْمَعُونَ أَلَا تَسْمَعُونَ إِنَّ الْبَذَاذَةَ مِنْ الْإِيمَانِ إِنَّ الْبَذَاذَةَ مِنْ الْإِيمَانِ يَعْنِي التَّقَحُّلَ قَالَ أَبُو دَاوُد هُوَ أَبُو أُمَامَةَ بْنُ ثَعْلَبَةَ الْأَنْصَارِيُّ Telah menceritakan kepada kami [An Nufaili] berkata, telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salamah] dari [Muhammad bin Ishaq] dari [Abdullah bin Abu Umamah] dari [Abdullah bin Ka'b bin Malik] dari [Abu Umamah] ia berkata, "Pada suatu hari sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperbincangkan tentang dunia di sisinya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidakkah kalian mendengar? Tidakkah kalian mendengar? Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman. Sesungguhnya sederhana dalam berpakaian adalah bagian dari iman." Maksudnya adalah berpakaian apa adanya dan pantas.", Abu Dawud berkata; "Dia adalah Abu Umamah bin Tsa'labah Al Anshari." (Abu Daud). Hadits ini tergolong sebagai hadits hasan. Ibnu Abdul Barr di dalam Al Istidzkar 3/202 , ia menjelaskan bahwa maksud hadits tersebut adalah menghilangkan nafsu dalam berpakaian yakni sifat boros atau bermewah-mewah dalam berpakaian, menyombongkan diri dalam berpakaian. Rasulullah -shallahu ‘alaihi wasallam- juga mengajarkan kepada kita untuk hidup sederhana, karna dengan kesederhanaan itulah yang membuat hati kita tenang, dan dapat menjaga hati sesama kita. عَنْ أَبي العَباس سَهلٍ بنِ سَعدِ السَّاعِدي رضي الله عنه قَالَ: أتى النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم رَجُلٌ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ: دُلَّنِيْ عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ، وَأَحبَّنِيَ النَاسُ؟ فَقَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم: (ازْهَدْ فِي الدُّنيَا يُحِبَّكَ اللهُ، وازْهَدْ فيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبَّكَ النَّاسُ) حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَغَيْرُهَ بِأَسَانِيْدَ حَسَنَةٍ Dari Abul Abbas Sahl bin Sa’ad As-Sa’idi radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Seseorang telah datang kepada nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu mengatakan: Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku sebuah amalan yang apabila aku mengamalkannya Allah subhanahu wa ta’ala dan manusia mencintaiku maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ”Bersikaplah zuhud terhadap dunia, niscaya Allah subhanahu wa ta’ala akan mencintaimu dan bersikaplah zuhud engkau terhadap apa yang ada pada manusia niscaya mereka akan mencintaimu.” (Hadits hasan. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan selainnya dengan sanad yang hasan) Wallahu A'lam Bishawab...

Penulis: Yusril Syafi’i Mahasiswa Tafsir STIQ ZAD Cianjur Dan Staff Pengajar Ponpes Al-Minhajul Qur’aniy Salem-Brebes
Referensi: 1) Taisir Karimir Rahman, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’adi, Tafsir surat Ar-Ra’d ayat 28 2) Taisir Karimir Rahman, Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’adi, Tafsir surat Al-Kahfi ayat 28 3) HR. Bukhari, no.5534; Muslim, no.2628 4) Tafsir Al-Mukhtasar, Cet.6. Hal. 284 5) Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (4102), Ath Thabrani dalam al Kabir (5972), Abu Nu’aim dalam al Hilyah (3/253) dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman (7/344).
Blog Post Lainnya
Social Media
Alamat
+62 895-1794-6814
prayogorizki44@gmail.com
Alamat Yayasan : Jl. Kedondong No. 20. Perum Harapan Baru 1, Kotabaru, Bekasi Barat.
Alamat Institute: Jl. Rawa Bebek, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur
Antassalam Institute @ 2023
-